Selasa, 26 Februari 2019

Masuk Istana Kepresidenan Yogyakarta

Hello Historian......


Sejarah Istana Kepresidenan Yogyakarta yang lebih dikenal dengan nama “Gedung Agung” ini dimulai sejak jaman Belanda semasa pemerintahan Residen Anthonie Hendriks Smissaert tahun 1823-1825  yang mengajukan gagasan bahwa perlu adanya sebuah gedung untuk  tempat tinggal resmi Residen. Pembangunan Gedung tersebut dimulai pada bulan Mei tahun 1824 dan dikerjakan oleh arsitek A. Payen tetapi tertunda karena adanya perang Diponegoro tahun 1825-1830 sehingga pembangunannya baru selesai bulan Desember 1832.


Gedung Residen ini naik fungsinya menjadi Gedung Gubernur dengan adanya Staatsblad no 561 tertanggal 19 Desember 1927. Pada tahun 1867 gedung ini mengalami kerusakan cukup berat karena gempa bumi, kemudian dipugar dan selesai tahun 1869 sehingga menjadi sebuah gedung yang sangat kolosal seperti saat ini Pada masa pendudukan Jepang, dibulan Maret 1942, gedung ini digunakan untuk Tyookan Kantai

Kemudian pada jaman pemerintahan Republik Indonesia, gedung ini direbut kembali dan dipakai untuk Kantor Komite Nasional Indonesia (KNI) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Pda 6 Januari 1946 ibu kota Republik Indfonesia pindah ke Yogyakarta dan Gedung Agung ini dipakai sebagai Istana Kepresidenan.

Istana Kepresidenan Yogyakarta berada diatas tanah seluas 4,2 hektar terletak berhadapan dengan bekas benteng VOC Fort Vredenburg di tepi jalan Jendral Ahmad Yani Memasuki pintu gerbang utama, akan disambut oleh patung raksasa penjaga pintu “Dwarapala” setinggi 2 meter yang berasal dari sebuah biara Candi Kalasan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda tentang tulisan ini.....