Jumat, 22 Mei 2015

Tahukan Kamu Bundaran HI merupakan Freemason di Indonesia?

Bundaran Hotel Indonesia (HI) menjadi salah satu lokasi favorit buat sejumlah masyarakat. Tak hanya sekadar bermain di pinggiran kolam, masyarakat kerap menjadikan Bundaran HI sebagai tempat untuk berdemonstrasi.

Bundaran yang dibangun pada 1962 itu disebut-sebut punya pesan terselubung dari kelompok persaudaraan internasional, Freemason. Freemason merupakan kelompok persaudaraan tertutup yang sudah tak boleh berdiri di Indonesia sejakl 1961.

Kelompok ini mengambil pengetahuan banyak kebudayaan dan terkenal dengan kemampuan mereka menyimpan pesan lewat simbol.

Pesan yang diduga disisipkan lewat simbol dalam arsitektur Bundaran HI yang menyerupai mata horus (salah satu dewa dalam mitologi Mesir kuno yang juga mengilhami Freemason). Horus merupakan anak Osiris dan Isis. Keduanya merupakan dewa yang dihormati dalam tradisi Mesir. Mata Horus disebut dalam mitologi Mesir sebagai wahana untuk membangkitkan kembali Osiris yang dibunuh Seth.

Kekuatan Militer Indonesia Pasca PD2

Hello Historian......

" Jika Belanda Belanda tetap membandel dalam persoalan Irian Barat, tamatlah riwayat semua modal Belanda dan konco-konconya ” Pidato Soekarno 17 Agustus 1958
Kekuatan Militer Indonesia dalam usaha merebut kembali Irian Barat :
Indonesia mulai mencari bantuan senjata dari luar negeri menjelang terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda. Indonesia mencoba meminta bantuan dari Amerika Serikat, namun gagal.
Akhirnya, pada bulan Desember 1960, Jendral A. H. Nasution pergi ke Moskwa, Uni Soviet, dan akhirnya berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet senilai 2,5 miliar dollar Amerika dengan persyaratan pembayaran jangka panjang. Setelah pembelian ini, TNI mengklaim bahwa Indonesia memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan.
Amerika Serikat tidak mendukung penyerahan Papua bagian barat ke Indonesia karena Bureau of European Affairs di Washington, DC menganggap hal ini akan "menggantikan penjajahan oleh kulit putih dengan penjajahan oleh kulit coklat".

Syariah dan Khilafah Untuk Rahmatan Lil-‘Alamin

Hello Historian......


Negeri kita saat ini sedang berada dalam cengkeraman neoimperialisme (penjajahan gaya baru) dan neoliberalisme (liberalisme model baru). Musibah dan bencana yang timbul karena neoimperialisme dan neoliberalisme sudah sedemikian berbahaya dan meluas. Karena itu cengkeraman neoimperialisme dan neoliberalisme harus segera dihentikan. Negeri kita ini harus segera diselamatkan.
Namun, umat tidak boleh berharap solusi pada demokrasi dan kapitalisme. Pasalnya, neoimperialisme dan neoliberalisme tidak bisa dipisahkan dari demokrasi dan kapitalisme. Jalan keluar dan solusi atas semua itu tidak lain adalah penerapan syariah Islam secara kaffah dalam institusi Khilafah ar-Rasyidah.