Selasa, 14 Juni 2016

Komponen Imajinasi Dalam Kurikulum Nasional

Hello Historian......

Kurikulum sekolah dirancang agar pelaksanaan pendidikan di sekolah bisa diselenggarakan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Kurikulum diharapkan akan menghasilkan anak didik yang cerdas. Ukuran kecerdasan (intelligence) anak didik akan dinilai berdasarkan kemampuannya di dalam penguasaan ilmu (ilmu alam, ilmu pasti, ilmu sosial, bahasa dsb.). Akibatnya, kurikulum akan ditafsirkan oleh pihak sekolah (guru) melalui pemberian penekanan pada penyampaian ilmu pengetahuan (knowledge) di dalam kelas. Komponen lain yang lebih penting dari ilmu pengetahuan akan dengan mudah terabaikan oleh aktifitas sekolah yang seperti itu. Komponen itu bernama imajinasi (imagination). Komponen ini tidak tergarap dengan baik oleh pihak sekolah  karena memang sekolah (atau Diknas) tidak akan menguji kemampuan imajinasi para siswa. Yang akan diuji hanyalah penguasaan ilmu pengetahuan oleh siswa. Ini memberikan isyarat bagi guru untuk segera bisa menyimpulkan bahwa komponen imajinasi dalam pendidikan sebagai hal yang tidak teramat penting, yang penting adalah ilmu pengetahuan.