Jumat, 22 Mei 2015

Tahukan Kamu Bundaran HI merupakan Freemason di Indonesia?

Bundaran Hotel Indonesia (HI) menjadi salah satu lokasi favorit buat sejumlah masyarakat. Tak hanya sekadar bermain di pinggiran kolam, masyarakat kerap menjadikan Bundaran HI sebagai tempat untuk berdemonstrasi.

Bundaran yang dibangun pada 1962 itu disebut-sebut punya pesan terselubung dari kelompok persaudaraan internasional, Freemason. Freemason merupakan kelompok persaudaraan tertutup yang sudah tak boleh berdiri di Indonesia sejakl 1961.

Kelompok ini mengambil pengetahuan banyak kebudayaan dan terkenal dengan kemampuan mereka menyimpan pesan lewat simbol.

Pesan yang diduga disisipkan lewat simbol dalam arsitektur Bundaran HI yang menyerupai mata horus (salah satu dewa dalam mitologi Mesir kuno yang juga mengilhami Freemason). Horus merupakan anak Osiris dan Isis. Keduanya merupakan dewa yang dihormati dalam tradisi Mesir. Mata Horus disebut dalam mitologi Mesir sebagai wahana untuk membangkitkan kembali Osiris yang dibunuh Seth.

Simbol Mata Horus nampak jelas saat lokasi Bundaran HI diambil gambar dari atas. Lingkaran air mancur di tengah bundaran nampak seperti cornea mata. Sementara jalur jalan yang mengelingi bundaran tersebut menunjukan alis  dan bagian bawah mata.


Mata Horus - google image

Simbol mata satu juga dipercayai kelompok Freemason sebagai The All Seeing Eye atau mata yang melihat segalanya. Mata satu ini dianggap sebagai pencerminan dari kekuasaan yang mampu memberikan semangat, kebaikan, kebangkitan, dan kesejahteraan.

Lantas, benarkah lambang itu sengaja disisipkan sebagai pesan? RIB Satrio Utomo, anggota Freemason yang tercatat di dua loji di Singapura, membenarkan soal pesan tersebut.

"Ada kesengajaan di sana. Kelompok Freemason menganut beberapa simbol, dan ketika mendesain apapun, kelompok Freemason akan masukan simbol itu," kata RIB Satrio Utomo saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Kamis (21/5/2015).

Satrio Utomo menerangkan, Bundaran HI dibangun pada 1962. Saat itu, Indonesia akan menggelar perayaan Asian Games yang berselang satu tahun setelah Soekarno membubarkan kelompok Freemason yang berafiliasi secara internasional di Indonesia. Arsitek bangunan tersebut adalah Henk Ngantung yang merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta.


Bundaran HI dari atas - Istimewa

Menurut Satrio, dugaan simbol itu sengaja disisipkan lantaran satu tahun paskapembubaran, masih banyak anggota Freemason yang tercatat sebagai pejabat di Indonesia. Anggota Freemason, kata dia, masih banyak yang ingin memberi kontribusi kepada Indonesia.

"Zaman itu banyak pejabat yang bergabung dan tidak menggangap Freemason sebagai hal yang negatif. Sebaliknya, Freemason dianggap sebagai kelompok yang mampu menghapus jurang pemisah antara kaum kolonial dan pribumi di awal-awal masa pergerakan," sebut dia.

Satrio tak heran jika kemudian Bundaran HI sering disebut banyak pihak yang tak mengerti Freemason sebagai mata satu dengan konotasi negatif. Sebab, simbol mata satu begitu jelas terlihat dari bangunan tersebut.
TII

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda tentang tulisan ini.....