Jumat, 02 Oktober 2015

THE SECRET OF TAKUT (1)

Hello Historian......
oleh :
Hermawan Wibisono
Ketika meletus Revolusi Perancis, maka tumbanglah kekuasaan Raja Louis XVI, dan perlahan namun pasti, pemerintahan sistem kerajaan ditinggalkan di Perancis diganti dengan sistem pemerintahan demokratis seperti yang pernah dilakukan pada zaman Yunani dan Romawi Kuno.
Negara-negara Eropa lain yang pada waktu itu masih menganut sistem kerajaan menjadi "ketakutan" jika semangat Revolusi Perancis "menular" ke negara mereka yang itu juga berarti, meluasnya semangat anti-sistem kerajaan, yang juga bearti tumbangnya kekuasaan mereka.
Maka raja-raja Eropa bersekutu, membentuk pasukan koalisi untuk menyerang Perancis. Namun apa daya setelah Perancis dipimpin oleh Napoleon Bonaparte, bukan hanya serangan pasukan koalisi itu dapat dipatahkan, malah Napoleon juga berhasil menguasai seluruh Eropa, kecuali Inggris dan Rusia.
Sejarah mencatat bahwa "ketakutan" mereka akan runtuhnya sistem kerajaan, akhirnya menjadi kenyataan.


Mungkin Anda juga pernah mengalami, ketika kita takut atau mengkhawatirkan sesuatu, maka sesuatu yang kita khawatirkan itu, malah menjadi kenyataan. Taruhlah, ketika kita terjatuh ketika melintasi sebuah tebing, malah kita menjadi bener2 terjatuh, ketika kita khawatir tidak bisa tidur nyenyak, malah menjadi kenyataan kita tidak bisa tidur, ketika kita takut gagal, malah terjadi.
Takut, dalam pandangan saya merupakan fenomena psikologis yang mempunyai kekuatan yang luar biasa. Namun sayang kita seringkali tidak menyadarinya. Dan memang dalam banyak kasus, karena rasa "takut" bersarang di bawah sadar, tidak mudah mengatasinya.
Takut, atau khawatir, atau was-was, juga disinyalir merupakan sumber dari berbagai gejala-gejala emosi negatif seperti marah, benci, panik, iri, dengki, bahkan tinggi hati atau sombong.
Jadi kemarahan dan kesombongan sama sekali bukan menunjukkan seseorang bebas dari rasa takut, malah sebaliknya itu menunjukkan bahwa ia sedang dilanda rasa takut.
Ambil contoh, seorang yang marah-marah kepada anaknya yang pulang larut malam. Ia menjadi marah karena takut atau khawatir terjadi sesuatu pada anak kesayangannya.
Begitu pula, seorang yang marah ketika merasa tersinggung, itu bisa saja terjadi karena ia merasa takut harga diri dan gengsinya nya jatuh atau merasa dilecehkan.
Bahkan bukan hanya bisa menghambat langkah kita, takut juga bisa menjadi penghalang kita hanya sekedar untuk bisa menikmati hidup, dan berbahagia.
(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda tentang tulisan ini.....