Kamis, 23 April 2015

Museum Sejarah Kota (Stedelijk Historisch Museum)

Hello Historian......
'Anak-anak dari Australia mengunjungi Stedelijk Historisch Museum tahun 1935

Sumber : KITLV'
Gagasan akan dibangunnya museum tentang sejarah kota Surabaya oleh Walikota Surabaya Ibu Risma patut diacungi jempol dan perlu didukung oleh masyarakat Surabaya. Berdirinya Museum Sejarah Kota ini diharapkan menjadi warna baru bagi masyarakat Surabaya tentang sejarah perkembangan kota Surabaya dari masa ke masa sehingga masyarakat semakin cinta dan mengenal sejarah kota Surabaya yang semakin hari semakin berkembang dengan pesat.


Membahas tentang Museum Sejarah Kota kita runtut kembali pada tahun 1933, Museum Sejarah Kota (Stedelijk Historisch Museum) mulai didirikan. Digagas oleh Godfried Hariowald (GH) Von Faber Pria kelahiran Surabaya dari ayah keturunan Jerman-Belanda. Sebagai pecinta budaya, Von Faber mendirikan Perkumpulan Stedelijk Historisch Museum atau Museum Sejarah Kota (Stehimu), yang memamerkan koleksi pribadinya. Museum yang bertempat di Jalan Simpang (sekarang menjadi SMA Trimurti) dan dibiayai oleh dana yang terkumpul dari masyarakat. Tata ruangan museum ini mempunyai suatu ruangan koleksi, perpustakaan, ruang kantor, auditorium. Untuk penyempurnaan museum yang dipimpinnya, Von Faber banyak mengadakan hubungan internasional. Di Museum ini, selain melihat koleksi-koleksi yang ada juga digunakan untuk belajar melukis dan membahas pelajaran sejarah yang menjadi tugas sekolah.
Tahun 1949 Stehimu dan Provinciaal Museum Oost Java bergabung menjadi satu dan diberi nama Universeel Cultureel Cwentrum voor Volksontwekkeling atau Yayasan Pusat Pendidikan Umum untuk Kebudayaan di Surabaya yang juga bertempat di Jalan Simpang tersebut. Museum ini diresmikan oleh Walikota Surabaya pada waktu itu yaitu Mr. WH. Van Helsdingen. Museum ini dibuka untuk umum.
Sepeninggal Godfried Hariowald Von Faber, pada 28 September 1955, museum tidak lagi dibuka dan baru pada tanggal 23 Mei 1972 dengan bantuan dari Direktorat Permuseuman dan Pemerintah Daerah, museum ini dibuka lagi untuk umum dengan nama Museum Jawa Timur. Pada tanggal 1 November 1974, museum ini dinegerikan dan diberi nama Museum Negeri Jawa Timur Mpu Tantular yang beralamat di Jalan Simpang No. 3 Surabaya. Karena bertambahnya koleksi, pada pertengahan tahun 1975 Museum ini dipindahkan ke tempat yang lebih luas yaitu di Jalan Taman Mayangkara No. 6 Surabaya. Dan sayang akhirnya pada tanggal 14 Mei 2004 dipindah ke Buduran – Sidoarjo semakin jauh dari kota Surabaya. Oiya Dulur, Godfried Hariowald Von Faber ini juga membuat buku yang sangat bagus mengenai Kota Surabaya judul bukunya Oud Soerabaia dan Nieuw Soerabaia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda tentang tulisan ini.....