Hello Historian......
Simpulan
Program perpustakaan kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan gemar membaca di kelas bisa dilakukan guru secara rutin, manfaat yang dapat diperoleh adalah a) Kreatifitas guru dalam mengembangkan PBM meningkat dan lebih berkualitas ; b) Dapat meningkaatkan minat membaca dan kualitas hasil belajar siswa, c) Kelas menjadi lingkungan belajar yang menyenangkan dengan tersedianya sumber belajar berupa buku materidan buku-buku bacaan lainnya.
Saran – saran
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang penerapan Program
Perpustakaan Kelas untuk meningkatkan minat membaca dan hasil belajar pada siswa kelas XII IPA-3 SMA Negeri 22 Surabaya, Kecamatan Wiyung, Kota Surabaya Semester I Tahun 2014-2015 pada materi perjuangan bangsa
dalam menghadapi disintegrasi bangsa. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian tindakan kelas. Dari penelitian tindakan kelas dapat
diketahui bahwa penerapan Program Perpustakaan Kelas memiliki dampak positif dalam
meningkatkan minat membaca dan hasil belajar pada siswa kelas XII IPA-3 SMA Negeri 22 Surabaya Semester I Tahun 2014-2015. Hal ini dapat
dilihat dari semakin meningkatnya nilai ulangan formatif dan meningkatnya
jumlah kunjungan dan peminjaman buku oleh siswa di perpustakaan kelas dan
perpustakaan sekolah. Hasil survei yang telah dilakukan terhadap minat membaca
juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Secara klasikal minat membaca dan hasil belajar terjadi peningkatan dari kondisi awal, Siklus I
dan Siklus II masing – masing 30 %, 73% dan 85%. Pada siklus II secara
klasikal tercapai.
Kata Kunci : Penerapan, Classroom Reading Program, minat membaca, hasil belajar, Perpustakaan Kelas
Abstract
This
study aims to get an overview of the application of Class Library Program to
increase interest in reading and learning outcomes in class XII IPA 3 SMAN 22
Surabaya, District Wiyung, Surabaya Semester 2014-2015 in matter of national
struggle in the face of national disintegration. The approach used in this
study is a qualitative approach to classroom action research. Of action
research it is known that the application of the Class Library program has a
positive impact in increasing interest in reading and learning outcomes in
class XII IPA 3 SMAN 22 Surabaya Semester 2014-2015. It can be seen from the
increasing value of repetition formative and increasing the number of visits
and borrowing books by students in the class libraries and school libraries.
Results of the survey conducted on interest in reading also showed a
significant increase. Classically interest in reading and learning outcomes of
an increase of the initial conditions, Cycle I and Cycle II respectively -
respectively 30%, 73% and 85%. In the second cycle in the classical reached.
Keywords: Application, Reading Classroom Program,
interest in reading, learning
outcomes, Class Libraries
Pendahuluan
Kegiatan belajar khususnya membaca adalah hal yang sangat penting dalam memajukan setiap pribadi
manusia untuk menambah khasanah keilmuannya. Melalui kegiatan membaca, kita dapat memperluas wawasan dan mengetahui seluk beluk rahasia dunia. Tetapi sebuah
persoalan membaca yang selalu mengemuka, terutama di kalangan pelajar, adalah
bagaimana cara menimbulkan minat dan kebiasaan membaca (Ambary, 1999). Banyak negara
berkembang memiliki persoalan yang sama, yaitu kurangnya minat membaca di
kalangan masyarakat. Masyarakat yang seakan tidak memiliki
kemampuan dan semangat membaca akan kesulitan dalam mendeskripsikan apa yang
ada di benaknya.
Berdasarkan pengamatan di
kelas, ketika siswa diberi pelajaran
bahasa Indonesia atau pelajaran yang tidak disenangi seperti sejarah, terlihat 50 % siswa tidak tertarik, acuh tak acuh,
beberapa siswa selalu bercakap-cakap dengan teman sebangkunya, sebagian besar
siswa gaduh, dan materi baru selesai dalam waktu yang cukup lama. Diajukan
pertanyaan, semua diam, sibuk membaca kembali materi, jawaban siswa tidak
mencapai sasaran. Ketika diberikan tes uraian siswa cenderung menjawab ngawur,
tidak nyambung dengan yang ditanyakan. Hal ini merupakan
gambaran bahwa minat siswa terhadap pelajaran yang banyak bacaan nya sangat
rendah.
Hasil study
dokumentasi memperlihatkan bahwa analisis penilaian 5 mata pelajaran (PKn, Bahasa
Indonesia, Matematika, Kimia dan Sejarah) khususnya untuk soal – soal uraian yang memerlukan
pemahaman, lebih dari 50% siswa kelas XII IPA-3 mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Dari study dokumentasi analisa hasil penilaian pada kegiatan latihan
ulangan tengah semester diperoleh data tingkat kebenaran
menjawab soal – soal pilihan ganda, isian singkat dan uraian, diperoleh
perbadingan sebagai berikut ; 1) Mata Pelajaran PKn, 60%, 40% dan 20% ; 2) Bahasa Indonesia,
65%, 35% dan 30% ; 3) Matematika, 55%, 30% dan 23% ; 4) Kimia, 75%, 43%,
dan 33% ; 5) Sejarah, 70%, 42% dan 32%.Hal ini juga terlihat pada hasil ulangan
harian menggunakan soal essai pada pelajaran sejarah materi perjuangan bangsa
Indonesia dalam menghadapi disintegrasi bangsa. Hasil ulangan siswa mendapatkan
hal yang kurang memuaskanatau dibawah KKM yaitu hanya 12 siswa yang memenuhi
KKM sedangkan sisanya masih dibawah KKM. Dari data tersebut dapat di simpulkan
bahwa untuk pelajaran yang sulit dan banyak bacaanya maka siswa kurang bisa
menjawab soal yang diujikan.
Membaca merupakan hal yang paling urgent dalam memahami pengetahuan. Ketrampilan membaca untuk memahami bentuk-bentuk
tertulis merupakan hal yang mendasar dan sangat diperlukan siswa dalam kegiatan
belajarnya. Kemampuan ini tidak hanya untuk mempelajari mata pelajaran yang
bersifat eksak, mata pelajaran noneksak pun sangat memerlukannya (Baderi, 2005). Mata
pelajaran noneksak pada umumnya disajikan secara ekspositoris dan
panjang-panjang. Sehingga terkadang diperlukan
ketrampilan membaca dalam memahami sebuah materi. Bila siswa tidak mampu memahaminya secara baik, maka
materi yang disajikan terasa berat dan efek lebih jauh muncul perasaan bosan
untuk mempelajari materi-materi pelajaran.
Minat baca siswa cenderung menurun, kegiatan membaca
tidak variatif, tidak ada tindak lanjut atau hanya asal membaca, ruang baca perpustakaan
terpisah dengan ruang kelas, buku yang tersedia tebal dan miskin ilustrasi. Hal inilah yang menyebabkan siswa jarang bahkan malas untuk membaca. Banyaknya
bahan bacaan dan sikap malas siswa untuk membaca menimbulkan kesulitan siswa
dalam mendeskripsikan jawaban dari soal yang diujikan.
Sistem pembelajaran yang di lakukan oleh tiap guru pasti berbeda-beda. Ada
guru yang mengajar dengan menarik sehingga membuat siswa bersemangat mengikuti
PBM di kelas. Namun terkadang juga ada guru yang kurang memotivasi siswa
sehingga jika siswa ingin mendalami materi perlu dilakukan dari buku secara
mandiri dengan cara membaca. Lemahnya tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa merupakan kendala untuk
mendapatkan nilai yang memuaskan, apalagi bila metode pembelajaran yang
diterapkan guru kurang tepat, hal ini akan membuat nilai hasil belajar siswa
semakin terpuruk berada jauh di bawah batas ketuntasan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan
membaca pemahaman siswa-siswi di SMA Negeri 22 Surabaya perlu mendapatkan
perhatian serius. Salah satu cara agar siswa memiliki kemampuan membaca tinggi
maka kebiasaan membaca perlu ditingkatkan. Siswa dapat meningkat kemampuannya
jika minat membaca tumbuh dan berkembang pada diri siswa. Penulis memaparkan
kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat membaca melalui program
membaca di kelas dengan membuat dan membudayakan membaca di Perpustakaan kelas (Classroom
Reading Program).
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Researh), yang dilakukan guru mata pelajaran
sejarah yang menekankan pada penyempurnaan pembelajaran. Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif artinya proses
menemukan pengetahuan dari permasalahan kelas dan mencari solusi dari
permasalahan tersebut dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk
menemukan keterangan mengenai apa yang diinginkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian tindakan kelas. Obyek penelitian ini adalah
siswa-siswi kelas XII IPA-3 SMA Negeri 22 Surabaya Tahun 2014-2015. Jumlah
siswa yang dijadikan subyek penelitian sebanyak 40 siswa. Penelitian dilakukan melalui 2 siklus
penelitian hingga menemukan hasil yang optimal yaitu meningkatnya minat dan
budaya membaca siswa terutama di kelas XII IPA-3. Peneliti menggunakan
instrumen angket dan observasi langsung untuk mendapatkan gambaran hasil
penelitian.
Hasil dan Pembaahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
menunjukkan
bahwa proses pembelajaran masih berisifat konvensional, hanya menggunakan metode
ceramah, dan perangkat pembelajaran hanya bersifat formalitas dan tidak
diterapkan sebagaimana mestinya. Demikian pula siswanya menganggap gurunya
sebagai satu-satunya sumber belajar. Sehingga perlu dilaksanakan inovasi pembelajaran
yang salah satunya adalah dengan membuat perpustakaan kelas. Ada 3 langkah dalam
melaksanakan program perpustakaan kelas.
Tiga Langkah
Menerapkan Program Membaca di Kelas
Program Perpustakaan Kelasadalah sebuah program untuk meningkatkan minat dan
kemampuan membaca pada siswa SMA Negeri 22 Surabaya khususnya kelas XII IPA-3 yang menjadi obyek dalam penelitian ini. Program
Perpustakaan Kelaspertama dikenalkan di Indonesia pada awal tahun 2010
melaui Program membaca di kelas oleh DBE 2 USAID. Di Indonesia program ini
disebut “Program Membaca di Kelas.” (DBE-USAID, 2010).
Dalam menjalankan kegiatan Program Perpustakaan Kelasmemiliki tiga langkah yang disebut Three steps to implement a
program to read in class, yaitu ; 1) Mengenalkan
buku, kegiatan bisa dilakukan guru dengan melibatkan siswa mengenal,
memanfaatkan, merawat dan menentukan aturan–aturan penggunaan buku–buku di
dalam kelas. 2) Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan buku–buku materi yang tersedia di dalam kelas. Penggunaan buku
tidak terpancang pada buku materi pelajaran tetapi buku–buku materi yang sudah
dikelompokan ke dalam mata pelajaran ; 3) Menciptakan
kegiatan membaca yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa (Elin, 2007).
Meningkatkan Minat
Baca Melalui Program
Perpustakaan Kelas
Program Perpustakaan kelas yang dilakukan di
kelas XII IPA-3 SMA Negeri 22 Surabaya di awali dengan sosialisasi yang
kemudian di implementasikan di lapangan dengan beberapa tahapan. Program
Perpustakaan Kelasadalah
program membaca di kelas yang sistematis dan terstruktur yang sangat mudah diterapkan guru di dalam kelas. Program membaca di kelas dirancang dan
disesuaikan dengan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan(Nur, 2001). Aktiftas yang
dilakukan merangsang siswa berfikir tingkat tinggi. Alat peraga yang digunakan
sederhana, mudah didapat dan dekat dengan lingkungan anak. Adapun program perpustakaan kelas ini dijalankan melalui 3 tahapan.
Tahap I Mengenalkan bukuyang dibutuhkan untuk perustakaan kelas
Tahap pertama dari Program Perpustakaan Kelas adalah mengenalkan buku pada
siswa dalam kelas. Pada kegiatan ini siswa diajak mendiskusikan tentang prosedur perawatan buku. Kegiatan awal yang bisa melibatkan siswa ketika sekolah menerima atau membeli buku baru adalah inventarisasi buku, baik buku bacaan atau materi sekolah, memberi sampul, membanguntata tertib, memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelanggaran
tata tertib, mempromosikan buku, melakukan survei awal minat membaca siswa,
memulai membaca ringan dengan berpasangan dan mencoba meminjam buku materi
dengan menulis buku pinjaman.
Khusus untuk perpustakaan kelas, siswa diberi pinjaman dari sekolah berupa
semua buku materi yang di ajarkan. Untuk menambah khasanah keilmuan maka siswa
diminta untuk mengusahakan sendiri buku-buku penunjang yang bisa di baca di
perpustakaan kelas.
Tahap II Menggunakan buku – buku materi
untuk diintegrasikan pada PBM di kelas
Tahap kedua setelah siswa mengumpulkan buku baik yang dipinjami sekolah
ataupun diusahakan sendiri pengadaanya oleh siswa maka langkah selanjutnya
adalah menggunakan buku tersebut pada kegiatan PBM di kelas. Pada kegiatan ini
guru bersama siswa mengklasifikasi jenis buku–buku materi berdasarkan kelompok mata
pelajaran diantarannya kelompok agama dan budhi pekerti, kelompok pengetahuan
alam, kelompok sosial dan seni budaya, kelompok bahasa dan kelompok matematika.
Setelah selesai mengelompokkan kegiatan selanjutnya adalah menggunakan
buku–buku tersebut untuk referensi pembelajaran dan menjadi materi pembahasan
dalam diskusi–diskusi siswa selama proses kegiatan belajar mengajar. Siswa bisa
menggunakan buku – buku sesuai dengan selera namun tetap pada kelompok mata
pelajaran tertentu sesuai jadwal.Agar kegiatan ini dapat membawa siswa dalam
situasi belajar maka pembelajaran dirancang menggunakan model pembelajaran
aktif, kreatif, efektif, inovatif dan
menyenangkan (PAIKEM).
Implementasi pembelajaran dilaksanakan menggunakan skenario yang membuat
siswa memncapai tingkat kognisi tertinggi yaitu tingkat menciptakan sejalan
dengan teori belajar Taxonomi Bloom. Kognisi tingkatan tertinggi dalam kegiatan
membaca adalah ketika siswa berhasil menciptakan bentuk atau sesuatu yang dapat
ditunjukkan sebagai hasil karya tertinggi waktu selesai pembelajaran.
Kegiatan membaca bisa dibuat menjadi agenda rutin sekolah contohnya membaca hening berkesinambungan(Sustained Silent Readin).Kegiatan ini bisa dilakukan setiap hari selesai
pelajaran atau saat jam istirahat. Waktu lain yang bisa dimanfaatkan misalnya
setelah upacara bendera hari Senin atau setelah melakukan kegiatan senam pagi
di sekolah. Waktu yang dibutuhkan 5–10 menit. Dalam kegiatan ini orang tua siswa juga diminta untuk membangun kegiatan membaca dirumah. Jadwal
kegiatan, jenis-jenis kegiatan yang diminta.
Kegiatan pembiasaan yang lain adalah terciptanya budaya piket mengelola
perpustakaan mini didalam kelas. Kegiatan ini meliputi pelayanan kepada teman
yang pinjam buku, pencatatan buku–buku administrasi perpustakaan, ketertiban
menata buku – buku dan bertanggungjawab terhadap masalah–masalah tentang
pengelolaan perpustakaan.
Tahap III Menciptakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan
kreatifitas siswa.
Membaca akan membosankan jika siswa tidak diberi tantangan, membaca juga
akan lebih hidup jika selesai membaca siswa dapat menyimpulkan dan mewujudkan
dari apa yang sudah dibaca. Untuk itu perlu diciptakan kegiatan membaca yang
merangsang tumbuhnya ide–ide siswa. Beberapa point yang harus di ingat adalah tujuan
pengadaan buku di dalam kelas adalah untuk memberikan akses kepada siswa agar dapat membaca buku
dengan mudah. Tentu saja hal ini banyak tantangannya. Sehingga sangat penting
untuk selalu mengacu pada tata tertib penggunaan buku yang telah di bahas sebelumnya.
Melalui gemar membaca maka khasanah keilmuan
siswa akan bertambah. Seiring bertambahnya khasanah ilmu maka siswa akan
bertambah juga kreatifitasnya dalam mengrjakan soal atau menemukan hal-hal yang
baru.
Hasil yang dicapai
dari penerapan Classroom Reading Program
Dari hasil Penerapan Program Perpustakaan Kelas yang telah dilaksanakan pada siswa kelas XII IPA-3 SMA Negeri 22 Surabaya Semester I Tahun 2014-2015 khususnya
mata pelajaran sejarah, memiliki dampak positif dalam meningkatkan minat
membaca dan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya
nilai ulangan formatif dan meningkatnya jumlah kunjungan dan peminjaman buku
oleh siswa di perpustakaan kelas dan perpustakaan sekolah. Hasil survey yang
dilakukan oleh penulis terhadap minat membaca juga menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Secara
klasikal minat membaca dan hasil belajar terjadi peningkatan dari kondisi awal, kegiatan
pertama dan kegiatan ke dua masing–masing 30 %, 73% dan 85%. Pada kegiatan ke dua secara klasikal penigkatan
minat membaca dan hasil belajar siswa tercapai.
Simpulan
Program perpustakaan kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan gemar membaca di kelas bisa dilakukan guru secara rutin, manfaat yang dapat diperoleh adalah a) Kreatifitas guru dalam mengembangkan PBM meningkat dan lebih berkualitas ; b) Dapat meningkaatkan minat membaca dan kualitas hasil belajar siswa, c) Kelas menjadi lingkungan belajar yang menyenangkan dengan tersedianya sumber belajar berupa buku materidan buku-buku bacaan lainnya.
Saran – saran
1.
Penerapan Program perpustakaan kelas diperlukan persiapan yang cukup
matang, sehingga guru harus mempelajari lebih dalam untuk mempersiapkan
dan menjalankan program ini bersama siswa dan seluruh civitas sekolah.
2.
Program
perpustakaan kelas hendaknya diterapkan melalui
integrasi dalam proses belajar mengajar dan kegiatan pembiasaan di sekolah
sampai benar – benar merubah kebiasaan membaca menjadi budaya membaca. Siswa
yang pada awalnya malas untuk membaca maka dengan adanya perpustakaan kelas
diharapkan gemar membaca dan sekaligus berdampak pada hasil belajar siswa.
3.
Guru hendaknya lebih sering melatih
siswa dengan kegiatan membaca kreatif atau membaca yang menghasilkan penemuan
meskipun hanya dalam bentuk yang sederhana, sehingga diharapkan siswa
dapat menemukan sendiri pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan
Daftar Pustaka
Ambary, Abdullah, dkk. 1999. Penuntun Terampil
berbahasa Indonesia dan Petunjuk guru. Bandung: Trigenda Karya.
Baderi, H. A.
2005. Meningkatkan Minat Baca Masyarakat melalui Suatu Kelembagaan
Nasional, Wacana ke Arah Pembentukan Sebuah Lembaga Nasional Pembudayaan
Masyarakat Membaca. Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama. Jakarta:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
DBE 2 –
USAID.2010. Modul Pelatihan Program membaca. Jakarta: USAID
Elin. 2007. Tanamkan
Minat Baca Sejak Dini. (http://www.kotabogor.go.id).(diakses pada 17
Agustus 2015)
Harisiati, Titik. 1999. Penelitian Tindakan
Sebagai Aplikasi Metode Ilmiah dan Pemecahan Masalah Pembelajaran bahasa Dalam
Seminar FPBS IKIP Malang.
Imam Syafi’ie
& Imam Machfudz. 1992. Pandai Berbahasa Indonesia .
Jakarta: Media Wiyata SMG
Nur,
Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk
Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Ngalim, Purwanto M.
1990. Psikologi Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
[1] Judul
asli PTK : “Meningkatkan Minat Baca dan Hasil Belajaar Siswa Kelas XII IPA-3
SMA Negeri 22 Surabaya Tahun Pelajaran 2014-2015 Pada Mata Pelajaran Sejarah
Materi Perjuangan Bangsa Dalam Menghadapi Disintegrasi Bangsa Melalui Program
Perpustakaan Kelas”.
[2] Guru
Sejarah di SMA Negeri 22 Surabaya
Perayaan hari buku nasional gak bisa dilepaskan dari minat baca. Banyak cara dilakukan untuk meningkatkan minat baca, seperti yang dilakukan oleh best western kemayoran yang membagi-bagikan buku gratis.
BalasHapus