Kamis, 28 Januari 2016

Artikel untuk tugas Workshop penulisan artikel (SMA Negeri 22 Surabaya)

Hello Historian......


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MINAT BACA SISWA MELALUI PROGRAM PERPUSTAKAAN KELAS[1]

Oleh :  Aries Eka Prasetya[2]
SMA Negeri 22 Surabaya, E-mail : aku22bingung@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang penerapan Program Perpustakaan Kelas untuk meningkatkan minat membaca dan hasil belajar  pada siswa kelas XII IPA-3 SMA Negeri 22 Surabaya, Kecamatan Wiyung, Kota Surabaya Semester I Tahun 2014-2015 pada materi perjuangan bangsa dalam menghadapi disintegrasi bangsaPendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Dari penelitian  tindakan kelas dapat diketahui bahwa penerapan Program Perpustakaan Kelas memiliki dampak positif dalam meningkatkan minat membaca dan hasil belajar  pada siswa kelas XII IPA-3 SMA Negeri 22 Surabaya  Semester I Tahun 2014-2015. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya nilai ulangan formatif dan meningkatnya jumlah kunjungan dan peminjaman buku oleh siswa di perpustakaan kelas dan perpustakaan sekolah. Hasil survei yang telah dilakukan terhadap minat membaca juga menunjukkan peningkatan yang signifikan.  Secara klasikal minat membaca dan hasil belajar  terjadi peningkatan dari kondisi awal, Siklus I dan Siklus II masing – masing  30 %, 73% dan 85%. Pada siklus II secara klasikal tercapai.
Kata Kunci : Penerapan, Classroom Reading Program minat membaca, hasil belajar, Perpustakaan Kelas


Abstract
This study aims to get an overview of the application of Class Library Program to increase interest in reading and learning outcomes in class XII IPA 3 SMAN 22 Surabaya, District Wiyung, Surabaya Semester 2014-2015 in matter of national struggle in the face of national disintegration. The approach used in this study is a qualitative approach to classroom action research. Of action research it is known that the application of the Class Library program has a positive impact in increasing interest in reading and learning outcomes in class XII IPA 3 SMAN 22 Surabaya Semester 2014-2015. It can be seen from the increasing value of repetition formative and increasing the number of visits and borrowing books by students in the class libraries and school libraries. Results of the survey conducted on interest in reading also showed a significant increase. Classically interest in reading and learning outcomes of an increase of the initial conditions, Cycle I and Cycle II respectively - respectively 30%, 73% and 85%. In the second cycle in the classical reached.
Keywords: Application, Reading Classroom Program, interest in reading, learning outcomes, Class Libraries


Pendahuluan 
Kegiatan belajar khususnya membaca adalah hal yang sangat penting dalam memajukan setiap pribadi manusia untuk menambah khasanah keilmuannya. Melalui kegiatan membaca, kita dapat memperluas wawasan dan mengetahui seluk beluk rahasia dunia. Tetapi sebuah persoalan membaca yang selalu mengemuka, terutama di kalangan pelajar, adalah bagaimana cara menimbulkan minat dan kebiasaan membaca (Ambary, 1999). Banyak negara berkembang memiliki persoalan yang sama, yaitu kurangnya minat membaca di kalangan masyarakat. Masyarakat yang seakan tidak memiliki kemampuan dan semangat membaca akan kesulitan dalam mendeskripsikan apa yang ada di benaknya.
Berdasarkan pengamatan di kelas, ketika siswa diberi pelajaran bahasa Indonesia atau pelajaran yang tidak disenangi seperti sejarah, terlihat 50 % siswa tidak tertarik, acuh tak acuh, beberapa siswa selalu bercakap-cakap dengan teman sebangkunya, sebagian besar siswa gaduh, dan materi baru selesai dalam waktu yang cukup lama. Diajukan pertanyaan, semua diam, sibuk membaca kembali materi, jawaban siswa tidak mencapai sasaran. Ketika diberikan tes uraian siswa cenderung menjawab ngawur, tidak nyambung dengan yang ditanyakan. Hal ini merupakan gambaran bahwa minat siswa terhadap pelajaran yang banyak bacaan nya sangat rendah.
Hasil study dokumentasi memperlihatkan bahwa analisis penilaian 5 mata pelajaran (PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Kimia dan Sejarah) khususnya untuk soal – soal uraian yang memerlukan pemahaman, lebih dari 50% siswa kelas XII IPA-3 mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari study dokumentasi analisa hasil penilaian pada kegiatan latihan ulangan tengah semester diperoleh data tingkat kebenaran menjawab soal – soal pilihan ganda, isian singkat dan uraian, diperoleh perbadingan sebagai berikut ; 1) Mata Pelajaran PKn,  60%, 40% dan 20% ; 2) Bahasa Indonesia, 65%, 35%  dan 30% ; 3) Matematika, 55%, 30% dan 23% ; 4) Kimia, 75%, 43%, dan 33% ; 5) Sejarah, 70%, 42% dan 32%.Hal ini juga terlihat pada hasil ulangan harian menggunakan soal essai pada pelajaran sejarah materi perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi disintegrasi bangsa. Hasil ulangan siswa mendapatkan hal yang kurang memuaskanatau dibawah KKM yaitu hanya 12 siswa yang memenuhi KKM sedangkan sisanya masih dibawah KKM. Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa untuk pelajaran yang sulit dan banyak bacaanya maka siswa kurang bisa menjawab soal yang diujikan.
Membaca merupakan hal yang paling urgent dalam memahami pengetahuan. Ketrampilan membaca untuk memahami bentuk-bentuk tertulis merupakan hal yang mendasar dan sangat diperlukan siswa dalam kegiatan belajarnya. Kemampuan ini tidak hanya untuk mempelajari mata pelajaran yang bersifat eksak, mata pelajaran noneksak pun sangat memerlukannya (Baderi, 2005).  Mata pelajaran noneksak pada umumnya disajikan secara ekspositoris dan panjang-panjang. Sehingga terkadang diperlukan ketrampilan membaca dalam memahami sebuah materi. Bila siswa tidak mampu memahaminya secara baik, maka materi yang disajikan terasa berat dan efek lebih jauh muncul perasaan bosan untuk mempelajari materi-materi pelajaran
Minat baca siswa cenderung menurun, kegiatan membaca tidak variatif, tidak ada tindak lanjut atau hanya asal membaca, ruang baca perpustakaan terpisah dengan ruang kelas, buku yang tersedia tebal dan miskin ilustrasi. Hal inilah yang menyebabkan siswa jarang bahkan malas untuk membaca. Banyaknya bahan bacaan dan sikap malas siswa untuk membaca menimbulkan kesulitan siswa dalam mendeskripsikan jawaban dari soal yang diujikan.
Sistem pembelajaran yang di lakukan oleh tiap guru pasti berbeda-beda. Ada guru yang mengajar dengan menarik sehingga membuat siswa bersemangat mengikuti PBM di kelas. Namun terkadang juga ada guru yang kurang memotivasi siswa sehingga jika siswa ingin mendalami materi perlu dilakukan dari buku secara mandiri dengan cara membaca. Lemahnya tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa merupakan kendala untuk mendapatkan nilai yang memuaskan, apalagi bila metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang tepat, hal ini akan membuat nilai hasil belajar siswa semakin terpuruk berada jauh di bawah batas ketuntasan. 
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa-siswi di SMA Negeri 22 Surabaya perlu mendapatkan perhatian serius. Salah satu cara agar siswa memiliki kemampuan membaca tinggi maka kebiasaan membaca perlu ditingkatkan. Siswa dapat meningkat kemampuannya jika minat membaca tumbuh dan berkembang pada diri siswa. Penulis memaparkan kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat membaca melalui program membaca di kelas dengan membuat dan membudayakan membaca di Perpustakaan kelas (Classroom Reading Program).
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Researh), yang dilakukan guru mata pelajaran sejarah yang menekankan pada penyempurnaan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif artinya proses menemukan pengetahuan dari permasalahan kelas dan mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang diinginkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Obyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII IPA-3 SMA Negeri 22 Surabaya Tahun 2014-2015. Jumlah siswa yang dijadikan subyek penelitian sebanyak 40 siswa. Penelitian dilakukan melalui 2 siklus penelitian hingga menemukan hasil yang optimal yaitu meningkatnya minat dan budaya membaca siswa terutama di kelas XII IPA-3. Peneliti menggunakan instrumen angket dan observasi langsung untuk mendapatkan gambaran hasil penelitian.
Hasil dan Pembaahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan  wawancara menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih berisifat konvensional, hanya menggunakan metode ceramah, dan perangkat pembelajaran hanya bersifat formalitas dan tidak diterapkan sebagaimana mestinya. Demikian pula siswanya menganggap gurunya sebagai satu-satunya sumber belajar. Sehingga perlu dilaksanakan inovasi pembelajaran yang salah satunya adalah dengan membuat perpustakaan kelas. Ada 3 langkah dalam melaksanakan program perpustakaan kelas.
Tiga Langkah Menerapkan Program Membaca di Kelas
Program Perpustakaan Kelasadalah sebuah program untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca pada siswa SMA Negeri 22 Surabaya khususnya kelas XII IPA-3 yang menjadi obyek dalam penelitian iniProgram Perpustakaan Kelaspertama dikenalkan di Indonesia pada awal tahun 2010 melaui Program membaca di kelas oleh DBE 2 USAID. Di Indonesia program ini disebut  “Program Membaca di Kelas.” (DBE-USAID, 2010).
Dalam menjalankan kegiatan Program Perpustakaan Kelasmemiliki tiga langkah yang disebut Three steps to implement a program to read in class, yaitu ; 1) Mengenalkan buku, kegiatan bisa dilakukan guru dengan melibatkan siswa mengenal, memanfaatkan, merawat dan menentukan aturan–aturan penggunaan buku–buku di dalam kelas. 2) Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan buku–buku materi yang tersedia di dalam kelas. Penggunaan buku tidak terpancang pada buku materi pelajaran tetapi buku–buku materi yang sudah dikelompokan ke dalam mata pelajaran ; 3) Menciptakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa (Elin, 2007).
Meningkatkan Minat Baca Melalui  Program Perpustakaan Kelas
Program Perpustakaan kelas yang dilakukan di kelas XII IPA-3 SMA Negeri 22 Surabaya di awali dengan sosialisasi yang kemudian di implementasikan di lapangan dengan beberapa tahapan. Program Perpustakaan Kelasadalah program membaca di kelas yang sistematis dan terstruktur yang sangat mudah diterapkan guru di dalam kelas.  Program membaca di kelas dirancang dan disesuaikan dengan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan(Nur, 2001). Aktiftas yang dilakukan merangsang siswa berfikir tingkat tinggi. Alat peraga yang digunakan sederhana, mudah didapat dan dekat dengan lingkungan anak. Adapun program perpustakaan kelas ini dijalankan melalui 3 tahapan.
Tahap I  Mengenalkan bukuyang dibutuhkan untuk perustakaan kelas
Tahap pertama dari Program Perpustakaan Kelas adalah mengenalkan buku pada siswa dalam kelas. Pada kegiatan ini siswa diajak mendiskusikan tentang prosedur perawatan buku. Kegiatan awal yang bisa melibatkan siswa ketika sekolah menerima atau membeli buku baru adalah inventarisasi buku, baik buku bacaan atau materi sekolah, memberi sampul, membanguntata tertib, memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelanggaran tata tertib, mempromosikan buku, melakukan survei awal minat membaca siswa, memulai membaca ringan dengan berpasangan dan mencoba meminjam buku materi dengan menulis buku pinjaman.
Khusus untuk perpustakaan kelas, siswa diberi pinjaman dari sekolah berupa semua buku materi yang di ajarkan. Untuk menambah khasanah keilmuan maka siswa diminta untuk mengusahakan sendiri buku-buku penunjang yang bisa di baca di perpustakaan kelas.
Tahap II Menggunakan buku – buku materi untuk diintegrasikan pada PBM di kelas
Tahap kedua setelah siswa mengumpulkan buku baik yang dipinjami sekolah ataupun diusahakan sendiri pengadaanya oleh siswa maka langkah selanjutnya adalah menggunakan buku tersebut pada kegiatan PBM di kelas. Pada kegiatan ini guru bersama siswa mengklasifikasi jenis buku–buku materi berdasarkan kelompok mata pelajaran diantarannya kelompok agama dan budhi pekerti, kelompok pengetahuan alam, kelompok sosial dan seni budaya, kelompok bahasa dan kelompok matematika.
Setelah selesai mengelompokkan kegiatan selanjutnya adalah menggunakan buku–buku tersebut untuk referensi pembelajaran dan menjadi materi pembahasan dalam diskusi–diskusi siswa selama proses kegiatan belajar mengajar. Siswa bisa menggunakan buku – buku sesuai dengan selera namun tetap pada kelompok mata pelajaran tertentu sesuai jadwal.Agar kegiatan ini dapat membawa siswa dalam situasi belajar maka pembelajaran dirancang menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, inovatif  dan menyenangkan (PAIKEM).
Implementasi pembelajaran dilaksanakan menggunakan skenario yang membuat siswa memncapai tingkat kognisi tertinggi yaitu tingkat menciptakan sejalan dengan teori belajar Taxonomi Bloom. Kognisi tingkatan tertinggi dalam kegiatan membaca adalah ketika siswa berhasil menciptakan bentuk atau sesuatu yang dapat ditunjukkan sebagai hasil karya tertinggi waktu selesai pembelajaran.
Kegiatan membaca bisa dibuat menjadi agenda rutin sekolah contohnya membaca hening berkesinambungan(Sustained Silent Readin).Kegiatan ini bisa dilakukan setiap hari selesai pelajaran atau saat jam istirahat. Waktu lain yang bisa dimanfaatkan misalnya setelah upacara bendera hari Senin atau setelah melakukan kegiatan senam pagi di sekolah. Waktu yang dibutuhkan 5–10 menit. Dalam kegiatan ini orang tua siswa juga diminta untuk membangun kegiatan membaca dirumah. Jadwal kegiatan, jenis-jenis kegiatan yang diminta.
Kegiatan pembiasaan yang lain adalah terciptanya budaya piket mengelola perpustakaan mini didalam kelas. Kegiatan ini meliputi pelayanan kepada teman yang pinjam buku, pencatatan buku–buku administrasi perpustakaan, ketertiban menata buku – buku dan bertanggungjawab terhadap masalah–masalah tentang pengelolaan perpustakaan.
Tahap III Menciptakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa.
Membaca akan membosankan jika siswa tidak diberi tantangan, membaca juga akan lebih hidup jika selesai membaca siswa dapat menyimpulkan dan mewujudkan dari apa yang sudah dibaca. Untuk itu perlu diciptakan kegiatan membaca yang merangsang tumbuhnya  ide–ide siswa. Beberapa point yang harus di ingat adalah tujuan pengadaan buku di dalam kelas adalah untuk memberikan akses kepada siswa agar dapat membaca buku dengan mudah. Tentu saja hal ini banyak tantangannya. Sehingga sangat penting untuk selalu mengacu pada tata tertib penggunaan buku yang telah di bahas sebelumnya.
Melalui gemar membaca maka khasanah keilmuan siswa akan bertambah. Seiring bertambahnya khasanah ilmu maka siswa akan bertambah juga kreatifitasnya dalam mengrjakan soal atau menemukan hal-hal yang baru.
Hasil yang dicapai dari penerapan Classroom Reading Program
Dari hasil Penerapan Program Perpustakaan Kelas yang telah dilaksanakan pada siswa kelas XII IPA-3 SMA Negeri 22 Surabaya  Semester I Tahun 2014-2015 khususnya mata pelajaran sejarah,  memiliki dampak positif dalam meningkatkan minat membaca dan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya nilai ulangan formatif dan meningkatnya jumlah kunjungan dan peminjaman buku oleh siswa di perpustakaan kelas dan perpustakaan sekolah. Hasil survey yang dilakukan oleh penulis terhadap minat membaca juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Secara klasikal minat membaca dan hasil belajar  terjadi peningkatan dari kondisi awal, kegiatan pertama dan kegiatan ke dua masing–masing  30 %, 73% dan 85%. Pada kegiatan ke dua  secara klasikal penigkatan minat membaca dan hasil belajar siswa tercapai. 

Simpulan
Program perpustakaan kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan gemar membaca di kelas bisa dilakukan guru secara rutin, manfaat yang dapat diperoleh adalah a) 
Kreatifitas guru dalam mengembangkan PBM meningkat dan lebih berkualitas ; b) Dapat meningkaatkan minat membaca dan kualitas hasil belajar siswa,  c) Kelas menjadi lingkungan belajar yang menyenangkan dengan tersedianya sumber belajar berupa buku materidan buku-buku bacaan lainnya.
         
Saran – saran
1.      Penerapan Program perpustakaan kelas diperlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempelajari  lebih dalam untuk mempersiapkan dan menjalankan program ini bersama siswa dan seluruh civitas sekolah.
2.      Program perpustakaan kelas hendaknya diterapkan melalui integrasi dalam proses belajar mengajar dan kegiatan pembiasaan di sekolah sampai benar – benar merubah kebiasaan membaca menjadi budaya membaca. Siswa yang pada awalnya malas untuk membaca maka dengan adanya perpustakaan kelas diharapkan gemar membaca dan sekaligus berdampak pada hasil belajar siswa.
3.      Guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan kegiatan membaca kreatif atau membaca yang menghasilkan penemuan meskipun hanya dalam bentuk yang sederhana,  sehingga diharapkan siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan



Daftar Pustaka

Ambary, Abdullah, dkk. 1999. Penuntun Terampil berbahasa Indonesia dan Petunjuk guru. Bandung: Trigenda Karya.
Baderi, H. A. 2005. Meningkatkan Minat Baca Masyarakat melalui Suatu Kelembagaan Nasional, Wacana ke Arah Pembentukan Sebuah Lembaga Nasional Pembudayaan Masyarakat Membaca. Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
DBE 2 – USAID.2010. Modul Pelatihan Program membaca. Jakarta: USAID
Elin. 2007. Tanamkan Minat Baca Sejak Dini. (http://www.kotabogor.go.id).(diakses pada 17 Agustus 2015)
Harisiati, Titik. 1999. Penelitian Tindakan Sebagai Aplikasi Metode Ilmiah dan Pemecahan Masalah Pembelajaran bahasa Dalam Seminar FPBS IKIP Malang.
Imam Syafi’ie & Imam Machfudz. 1992. Pandai Berbahasa Indonesia . Jakarta: Media Wiyata SMG
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


[1] Judul asli PTK : “Meningkatkan Minat Baca dan Hasil Belajaar Siswa Kelas XII IPA-3 SMA Negeri 22 Surabaya Tahun Pelajaran 2014-2015 Pada Mata Pelajaran Sejarah Materi Perjuangan Bangsa Dalam Menghadapi Disintegrasi Bangsa Melalui Program Perpustakaan Kelas”.
[2] Guru Sejarah di SMA Negeri 22 Surabaya
 

1 komentar:

  1. Perayaan hari buku nasional gak bisa dilepaskan dari minat baca. Banyak cara dilakukan untuk meningkatkan minat baca, seperti yang dilakukan oleh best western kemayoran yang membagi-bagikan buku gratis.

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar anda tentang tulisan ini.....