Senin, 08 Juni 2015

Mengenal Pintu Air di Surabaya

Hello Historian......
Perahu ketika akan memasuki sluis Gubeng.
Perahu ketika akan memasuki sluis Gubeng.


Terdapat 3 sluis di Surabaya, yaitu di Gubeng, Wonokromo dan Gunung Sari. Ketiganya dibangun dengan teknologi pintu air sederhana yang disebut mitre gate. Mitre gate memakai prinsip pembendungan air agar tinggi permukaan air dapat diatur sedemikian rupa sehingga perahu didalam sluis dapat dinaik dan turunkan dengan memainkan tinggi permukaan air yang dibendung. Teknologi sederhana ini dikembangkan oleh Insiyur Bertola da Novato di Milan tahun 1485 dan banyak yang menyakini bahwa ini berdarsarkan prinsip desain oleh Leonardo da Vinci.

Posisi dan foto udara ketiga sluis di SurabayaPosisi dan foto udara ketiga sluis di Surabaya

Bentuk teknologi sederhana ini mirip dengan sluis yang sekarang masih terpelihara baik di Canada yaitu di Rideau Canal. Berikut prinsip kerja sluis seperti di Rideau Sluis :





Untuk menaikkan perahu kearah hulu maka berikut langkahnya :
  1. Air yang berada di dalam ruangan sluis masih setinggi permukaan air di hilir oleh karena pintu dibagian hulu ditutup. Setelah perahu memasuki ruang sluis maka perahu diikat pada kaitan didinding ruangan sluis.
  2. Pintu hilir ditutup dengan menggunakan kerek manual  yang dinamakan “crabs”. Lalu katup yang berada dibagian bawah pintu hilir juga ditutup sehingga saat ini ruangan dalam kondisi kedap air.
  3. Petugas lantas berjalan ke bagian pintu hulu untuk membuka perlahan katup terowongan yang berada didalam dinding bawah pintu air agar air dari hulu mengalir perlahan memasuki ruangan sluis. Penting agar mengalirkan air secara perlahan agar perahu tidak terkena pusaran air yang masuk secara mendadak dan perahu dapat terangkat secara perlahan.
  4. Ketika tinggi permukaan air telah sejajar dengan permukaan air di hulu maka pintu hulu dibuka melalui kerek “crabs” di pintu hulu.

Beberapa contoh mekanisme kerek manual pintu "crabs"Beberapa contoh mekanisme kerek manual pintu "crabs"

Untuk menurunkan perahu kearah hilir berikut langkahnya :
  1. Air di dalam ruangan sluis harus setinggi permukaan air di hulu dengan pintu hilir dalam keadaan tertutup.
  2. Perahu memasuki ruangan sluis dan diikat ke pengait di dinding.
  3. Pintu Hulu ditutup dan katup terowongan yang berada dibagian bawah juga ditutup. Saat ini ruangan dalam keadaan kedap air.
  4. Petugas berjalan ke arah pintu hilir dan membuka perlahan membuka katup di bawah pintu hilir dengan kerek manual. Air akan mengalir perlahan melalui katup sampai tinggi permukaan air didalam ruangan sejajar dengan permukaan air di hilir.
  5. Pintu hilir dibuka dan perahu melanjutkan perjalanan ke hilir.

Ketiga sluis ini memiliki dua jalur. Sehingga memungkinkan ketika terdapat dua perahu yang berlawanan arah tujuan dapat langsung dilayani tanpa menunggu giliran terlalu lama. Berapa kapasitas perahu satu kali proses ? Kemungkinan adalah sebanyak jumlah kaitan yang ada di dinding sluis.

Ketiga sluis ini sekarang sudah tidak difungsikan lagi seiring pemkot belum memanfaatkan kembali moda transportasi air. Ketiga sluis ini sekarang juga tidak lagi memiliki pintu dan kerek “crabs” , malah sluis di gunung sari sudah tertimbun oleh tanah dan tertutup oleh jalan di bagian pintu hulunya. Walau sebenarnya untuk mengaktifkannya kembali tidak terlampau sulit karena teknologi ini terbilang sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda tentang tulisan ini.....