Hello Historian......
Hari ini kami harus keluar dari pakem. Alias gak rpp rpp- an... Souwen bras bres ae Lek... Begitu orang batu bilang. Lagian juga jarang ngajar pake skenario yang sudh dibuat hahahahaa.....🤣🤣🤣🤣🤣
Lha gimana tidak ane lihat banyak diantara wajah mereka-mereka yang saya ajar menggambarkan letih lemah lesu macam orang tak ada harapan di dalam kelas mereka 😁🤫🤫🤫🤫 Saya tanya nah mereka...mengapa kau nak macam tak ada semangat kah hari ini?..sulit move on nah sama pelajaran sebelumnya? atau apa bagaimana, coba bapak pengen liat jawaban kamu.
Mereka jawabnya banyak retorika nya ...abcdefghijklmnopqrstuvwxyz.....
saya simpulkan jawaban mereka dan saya memaksa untuk bermanuver blong kiwo ngajak mereka keluar dari kelas. Sadis memang dan itu ditempat kami tidak biasa.
saya simpulkan jawaban mereka dan saya memaksa untuk bermanuver blong kiwo ngajak mereka keluar dari kelas. Sadis memang dan itu ditempat kami tidak biasa.
Saya pastikan tak ada tempat yang teduh lagi luas selain parkiran mobil guru. Saya sadar Sebuah langkah yang saya lakukan adalah diluar kewajaran dan penuh resiko. Karena jika saya tidak berhati hati pasti ada anggapan bahwa jika mobil para guru mulia tersebut beset atau apa (sekalipun yang lakuin bukan siswa mereka) pasti mereka siswa akan jadi semacam terdakwa. Apalagi bisa tunjuk muka, iya itu sehabis pelajaran sejarah guru itu nah mobil saya beset dsb..dsb. Nah tapi saya pastikan saya percaya pada mereka bahwa mereka- mereka akan melakukan sesuai protap.
Langkahnya adalah mereka saya suruh keluar, kemudian saya bikin kelompok dengan cara mereka memilih berdiri di timur mobil yang mereka sukai. Tapi tiap mobil harus ada maksimal 6 orang. Bagi yang lebih 6 mereka pindah cari tempat, jika kurang mereka juga harus dapat 6 (untuk di lapangan tenis saya memakai tiang - tiang penahan bola)
Setelah itu saya suruh mereka bermusyawarah utk tentukan yel yel dan nama kelompok mereka. Selanjutnyaa perkenalan kelompok dan mereka respek juga. Kemudian saya lari ambil tempat luas dan saya suruh mereka berjajar baris di depan saya dengan urutan sesuai dengan tanggal tahun lahir mereka berurutan dari yang besar ke kecil.
Langkah berikutnya saya panggil jubir kelompok utk saya kasih pertanyaan tiap kelompok yang berbeda sesuai nomor undian yang mereka tentukan dengan cara hom pim pah.. Sesi kedua selanjutnya adalah mereka kumpul utk bahas itu soal selama 10 menit. Tak ada raut muka mereka kecuali hanya serius kerja. Berikutnya presentasi dimulai dengan jubir mereka dan tentusaja dengan bahasa mereka serta gaya pidato mereka. Siapa tau mereka jadi jurkam handal 😁.
Luar biasa penampilan mereka. Apalagi disambung sesi selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Waow..gahar banget sepertinya hidup macam diskusi forum terbuka nah . Dan tak lupa setiap sesi dan kegiatan penyambung seperti selesai menjawab dsb, harus ada penghargaan berupa tepuk tangan meriah.
Selesai waktu selanjutnya saya tutup dengan penekanan dan pembentukan karakter dengan refleksi kegiatan dan materi. Biar disangka saya guru beneran🤣🤣🤣
Ada semacam pelajaran yang dapat mereka ambil adalah mereka belajar adaptasi dengan tempat baru dan kelompok baru serta lingkungan baru yang belum pernah mereka kira sebelumnya. Mereka belajar untuk menghargai sesamanya. Dan tak lupa sambil menciptakan lingkungan yang mendukung.
Ingat murid berangkat dari keadaan hati yang bermacam macam. Ada senang, sedih, duka, dan berbagai emoticon lainnya. Kita guru dikelas apakah akan menempatkan diri kita menjadi semacam artis papan atas? Jet set? Orang Yang paling pintar? Orang yang paling punya metode dan pokoknya paling waow?
Dan tak terasa kita akan menambah beban hidup mereka, menambah sedih mereka, menambah susah mereka. Mereka menganggap sekolah adalah seperti penjara yang dikelilingi tembok pagar tinggi, jendela dan pengapnya ruang kelas mereka.
Mereka akan menganggap sekolah adalah belajar untuk menulis (hanya masuk dan mencatat), bukan belajar sarana pendadaran diri, dan pendewasaan pola pikir mereka. Saling menghargai diantara mereka.
Dan tak terasa kita mencetak mereka menjadi jiwa jiwa yang bisa dan berani makan teman, serta menari diatas penderitaan orang lain.Yang nilainya baik akan senang. Yang nilainya jelek akan sedih. Apakah yang nilainya baik akan berempati terhadap yang nilainya jelek? dengan cara suport mereka? Kita amati bersama gaes.
Mereka sedih, menangis, terluka hatinya dan bahkan malu, minder. Mari kita ciptakan iklim saling suport, saling dukung, saling menghargai, menghormati, bekerjasama. Bukan saling bersaing dan mematikan serta pembunuhan karakter. Sakit gaes. Seumur hidup akan mengingatnya.
Mari kita belajarkan anak didik kita utk ucapkan selamat dan bertepuk tangan dengan ikhlas atas keberhasilan orang lain dan tanamkan semangat anti njlungup (pantang menyerah) pada mereka yang telah jlungup (terpuruk) untuk bangkit. Satu nyali wani!!
Karena semua orang saling berkembang dengan baik dan optimis kehidupan nya jika mereka berada dalam lingkungan yang tepat. Apapun lingkungan nya. Bagaimana caranya?Kita pikirkan dan cari bersama karena medan perjuangan mengajar kita yang ndak sama saudaraku, wahai para guru yang mulia.
Hedup anti jlungup. Merdeka !!!!
Thanks to suhu Aries Prasetya dan semuanya
Maaf pak bu mobil e panjenengan buat pose murid muride panjenengan kersane dungo ne lare ugi saged gadah mobil ngungkuli panjeengan sedaya. Kapan kapan malih nggih.
Maaf pak bu mobil e panjenengan buat pose murid muride panjenengan kersane dungo ne lare ugi saged gadah mobil ngungkuli panjeengan sedaya. Kapan kapan malih nggih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda tentang tulisan ini.....